Sebuah perusahaan Rusia mengembangkan teknologi itu menjadi game realitas maya yang spektakuler.
Tidak diragukan lagi realitas maya akan menjadi masa depan bagi video game. Kini, sebuah perusahaan Rusia di Moskow mengembangkan teknologi itu menjadi game realitas maya yang spektakuler.
Game ini dimainkan di sebuah ruangan mirip gudang. Para pemainnya mengenakan perangkat VR seperti kacamata. Sambil memegang senapan replika, mereka berputar-putar di dalam gudang.
Namun dari sudut pandang pemain, pemandangannya jauh berbeda. Lewat kacamata VR, mereka serasa berada di medan perang melawan zombie-zombie yang hendak menguasai Moskow.
Bagi para pemain, game ini sangat seru dan menegangkan. Paula mengatakan, "Rasanya luar biasa. Sebelum bermain saya merasa takut karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Dan ketika bermain, ternyata agak menakutkan juga."
Sementara bagi Anya Popova, "Game ini terasa nyata. Saya serasa benar-benar sedang berdiri di tepi gedung di ketinggian, dan visual yang saya lihat benar-benar keren.”
Bagaimana game VR ini bekerja? Selain mengenakan kacamata VR, para pemain juga ditempeli sensor di kaki, lengan, kepala dan senjata. Sensor-sensor ini kemudian dilacak oleh kamera infra merah yang dipasang di berbagai sudut ruangan.
Paula, pemain video game VR
Informasi itu kemudian dikirim lagi secara real time ke perangkat kacamata VR yang dikenakan pemain.
Game ini dikembangkan oleh perusahaan Anvio VR. Alexei Kaminsky dari Anvio VR menjelaskan, "Teknologi yang dipasang di seluruh tubuh memungkinkan para pemain menyelami realitas maya sedalam mungkin. Gerakan kaki dan tangan dalam dunia nyata sama dengan gerakan dalam dunia maya. Pemain bisa mendekati teman untuk bersalaman atau tos. Semua ini memungkinkan para pemain mendalami dunia realitas maya."
Para penggagasnya mengatakan permainan ini terasa begitu nyata, sehingga bisa mengusik emosi dan perasaan pemainnya, kata Nikita Vavilov dari Anvio VR.
"Pemain merasakan sesuatu yang tidak biasa ketika menjadi seorang karakter dalam permainan ini. Ada orang yang takut ketinggian. Para pemain bisa mengalami vertigo karena mengira mereka benar-benar berada di atas lantai 60 ketika melihat ke bawah," kata Nikita.
Alexei Kaminsky mengatakan teknologi VR memiliki aplikasi nyata. "Teknologi ini bia digunakan untuk simulasi militer, program-program pelatihan bagi polisi, militer, layanan darurat, dan lain-lain."
Atau, juga bisa digunakan untuk membasmi zombie-zombie dalam dunia video game, seperti yang dilakukan Gayusha Tatevosyan. "Rasanya seperti nyata. Saya tahu ini hanya rekayasa, tapi otak saya tidak menyadarinya," ujarnya.
Perusahaan Rusia di balik teknologi video game ini sudah berencana untuk membuka cabang di London dan Miami tahun ini. [vm/al]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar